16 Sep 2010

Industri agar lebih agresif optimalkan riset

JAKARTA - Para pelaku usaha di sektor manufaktur diharapkan bisa lebih agresif, kreatif dan inovatif dalam mengoptimalkan riset untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar lokal dan ekspor. Ketua Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (Perpi) Sjafril Djalal mengatakan perkembangan pasar dan perilaku konsumen perlu diantisipasi secara berkesinambungan oleh para pelaku industri melalui riset agar produknya lebih inovatif sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

"Riset pertu dioptimalkan terutama bagi perusahaan-perusahaan berbasis consumer product. Saat ini, sudah banyak metode riset pemasaran yang diakui secara internasional di Indonesia. Pelaku industri perlu lebih optimal memanfaatkan riset untuk mengetahui daya saing produknya," katanya dalam seminar Innovation ln Research Method, pekan lalu.

Perpi, lanjut Sjafril, mencatat perusahaan riset pasar tingkat dunia dan lokal terus bertambah di Indonesia, menyusul meningkatnya pangsa pasar bisnis tersebut yang kini mencapai RpSOO miliar per tahun. Dari data yang dikumpulkan Perpi, saat ini terdapat lebih dari 40 perusahaan penelitian pasar di Indonesia. Sekitar tujuh di antara perusahaan tersebut merupakan pemain tingkat dunia seperti Nielsen, TNS. Milward Brown, Synovate, Research International, Roy Morgan, dan Acor.

Dia mencontohkan PT Unilever Indonesia relatif berhasil menetapkan hasil riset perilaku konsumen dan pemasaran secara umum sehingga bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen terutama untuk produk pasta gigi dan perawatan tubuh.

Menurut Sjafril, penelitian social research di bidang pemasaran produk manufaktur secara tepat bisa mendongkrak penjualan produk sebesar 20% per tahun. Anggota Senior Asosiasi Masyarakat Eropa untuk Jajak Pendapat dan Riset Pemasaran (Eso-mar) Irma Dharmaniati mengatakan kalangan industri dapat memanfaatkan jajak pendapat
dan riset pemasaran untuk mendongkrak kualitas produk bagi konsumen.

Belum optimal Pada sisi lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dedi Mulyadi menjelaskan industri manufaktur nasional saat ini belum optimal mengintegralkan diri mengimplementasikan hasil riset pemerintah dan perguruan tinggi.

Padahal, hasil-hasil riset untuk menciptakan produk-produk baru bernilai tambah harus lebih sinergi agar daya saing industri nasional tetap tenaga. Hasil riset pemerintah dan perguruan tinggi, jelasnya, masih terputus sehingga uji komersial sulit dilakukan.

"Kita banyak melakukan riset tapi tidak sempat diimplementasikan dunia usaha. Mulai tahun ini, Kemenperin akan memosisikan diri sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan hasi riset untuk kepentingan industri sehingga dunia usaha lebih agresif memanfaatkan hasil-hasil riset untuk peningkatan daya saing," katanya.

Hingga 2010, katanya, Kemenperin mampu mengimplementasikan hasil riset nanoteknologi di sejumlah sektor manufaktur seperti tekstil dan produk tekstil, keramik, cat/pelapis, dan makanan minuman. "Terdapat 12 perusahaan yang telah menguji coba hasil riset tersebut," katanya kepada Bisnis, kemarin.

27 Apr 2010

40% Pernikahan Lebih Awet Ketimbang Kumpul Kebop

Gambar Ilustrasi

Perkawinan ternyata membuat kebersamaan suami-istri bisa bertahan lebih lama ketimbang sekadar kumpul kebo. Itulah hasil penelitian terkini dari Centers for Disease Control (SDC) di Amerika Serikat yang dibeberkan Selasa (2/3).
Seperti dirilis Reuters, penelitian CDC itu dilakukan secara luas dan merupakan representasi secara nasional di AS, dengan menggunakan sample 12.571 responden, baik laki-laki dan perempuan.
CDC mengungkapkan, lebih dari 40 persen laki-laki dan perempuan dalam kelompok umur 15-44 tahun yang menikah pada 2002 lalu dan menjadi sampel dalam penelitian itu, sembilan persen di antaranya adalah pasangan kumpul kebo.
Hasil penelitiannya, sekitar 78 persen perkawinan bisa bertahan hingga lima tahun atau lebih, dibandingkan dengan kehidupan layaknya suami istri (cohabitation) tanpa ikatan perkawinan yang kurang dari 30 persen. Satu alasan mengapa kumpul kebo berakhir lebih cepat ketimbang suami-istri yang sah, lantaran 51 persen pasangan yang menikah sudah melakukan masa transisi sekurang-kurangnya tiga tahun menjelang pernikahan.
Temuan lain dari penelitian tersebut adalah pertama, pasangan dari ras yang sama punya kemungkinan lebih baik untuk bisa tinggal bersama selama 10 tahun pertama dalam ikatan perkawinan.
Kedua, hampir 80 persen pasangan yang memiliki anak pertamanya, setidaknya setelah delapan bulan pernikahan, cenderung ingin bertahan hingga perkawinan memasuki usia ke 10. Artinya, pasangan-pasangan yang memiliki anak ingin merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-10.
Sedangkan bagi pasangan yang tidak punya anak, kecenderungannya untuk mengakhiri perkawinan sebelum di bawah kurun waktu 10 tahun dua kali lipat dibanding pasangan yang memiliki momongan.
Terakhir, sekitar 75 persen perkawinan antara laki-laki dan perempuan di usia 26 atau lebih, bisa bertahan lebih dari 10 tahun dibandingkan dengan para pelaku pernikahan usia dini. Penelitian ini dilakukan di Barat, di mana tradisi kehidupan seks bebas tanpa ikatan berjalan lumrah. Umumnya di banyak negerii, di mana kumpul kebo bukan tradisi, pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan kebersamaan suami-istri jauh melebihi hasil penetian ini.  

20 Apr 2010

Seks Tanpa Ikatan Makin Menjadi Tren

NEW YORK, KOMPAS.com — Cinta dan hubungan serius tampaknya bukan lagi ramuan awal yang dibutuhkan sebelum seseorang terlibat lebih dalam dengan orang lain. Sebuah survei menunjukkan, hubungan seksual tanpa embel-embel romansa dan cinta atau casual sex kini semakin populer saja, setidaknya di Amerika Serikat.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Iowa College of Liberal Arts and Sciences, mereka yang terlibat hubungan seks tanpa ikatan di negeri Paman Sam cenderung sering berganti-ganti pasangan. Kabar ini tentu memprihatinkan karena perilaku ini dapat memicu penyebaran penyakit menular seksual.
"Amerika Serikat telah menunjukkan perubahan yang besar menuju hubungan seks tanpa cinta. Masyarakat bisa terlibat hubungan seks ketika hanya kencan biasa atau tidak berkencan sama sekali," ungkap Anthony Paik, penulis penelitian yang juga seorang sosiolog.
Dalam sebuah survei terhadap 783 orang dewasa usia 18-60 tahun mengenai keterlibatan seksual dengan orang lain di luar hubungan asmara terungkap, 17 persen pria dan 5 persen perempuan mengaku pernah melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya.
Yang menarik, responden perempuan lebih mudah tertarik pada orang yang sudah dikenalnya. Sebanyak 44 persen perempuan mengatakan, kesetiaan mereka bisa goyah bila mereka terlibat hubungan seks dengan temannya, sementara 43 persen lebih memilih orang asing sebagai pasangan seks tanpa ikatan.
Kendati begitu, mayoritas responden mengatakan berteman dengan pasangan lain yang sudah menikah mampu menumbuhkan rasa setia pada suami atau istri masing-masing. Responden yang tinggal bersama orangtua cenderung tidak berganti-ganti pasangan seksual. Hal ini kemungkinan terjadi karena mereka tak mau mempertaruhkan hubungan dan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap keluarga.
Hasil studi dipublikasikan dalam jurnal Perspectives on Sexual and Reproductive Health edisi Maret.

Orang Indonesia Makan di Luar 3 Kali Sepekan

Makan malam romantis (dok. Corbis)
Konsumen Indonesia rata-rata makan di luar rumah sebanyak tiga kali dalam sepekan. Demikian hasil riset Nielsen Indonesia dalam studinya terhadap 510 pengguna internet pada periode pertengahan September hingga awal Oktober 2008.

Sebanyak 44 persen konsumen menyatakan bersantap keluar rumah antara satu hingga tiga kali dalam sepekan. "Dari 44 persen tersebut, sebanyak 5 persen menyatakan setiap hari makan di restoran," kata Direktur Eksekutif Riset Konsumen Nielsen Indonesia Catherine Eddy di Jakarta, Jumat 3 April 2009.


Sedangkan pada riset yang sama pada 26.202 pengguna internet di 52 negara yang 7.060 orang di antaranya di Asia Pasifik, dan 510 orang di antaranya ada di Indonesia, menunjukkan kecenderungan yang sama. Sebanyak 44 persen konsumen global makan di luar antara satu hingga tiga dalam sepekan. Sedangkan 39 persen hanya menikmati makan di luar rumah sekali dalam sebulan, bahkan kurang.

Sementara untuk konsumen di Asia Pasifik, makan di luar rumah lebih sering daripada konsumen di kawasan lain, khususnya di Hong Kong 31 persen makan di restoran setiap hari. Sebaliknya, konsumen Eropa yang paling jarang makan di luar. 56 persen mengatakan makan di restoran hanya sekali bahkan kurang dari sekali dalam sebulan.

"Frekuensi makan di luar di berbagai negara sangat mencerminkan budaya lokal," kata Catherine.

Walaupun banyak negara di Asia menempatkan penekanan pada sosialisasi di luar rumah, dia menambahkan, budaya Eropa lebih fokus pada diskusi di meja makan. Survei ini juga menjadi indikasi bahwa Eropa sedang mengencangkan ikat pinggang dan membatasi hiburan di luar rumah. "Sedangkan Asia sedikit pengaruhnya," ujarnya.

19 Apr 2010

Membawa Life to Life: Hotspot

http://www.synovate.com/img/curious.reading2.gif

Beberapa tahun yang lalu kami meluncurkan fasilitas hotspot, serangkaian publikasi pendek yang menawarkan wawasan ke dalam pasar di seluruh dunia. Kami sudah menjual ratusan laporan ini pada $ 120 masing-masing. Sekarang kita membuat mereka tersedia untuk Anda - pemasar, pemilik merek, manajer produk, produsen, peneliti pasar - gratis!

Setiap laporan menawarkan wawasan pasar kunci yang membantu Anda memahami bahwa populasi negara dan budaya, dos dan tidak boleh dilakukan penelitian di pasar itu, bersama dengan data statistik yang berharga, yang diambil dari survei Synovate milik dan sumber-sumber publik. Untuk produsen dan pemasar, booklet ini menawarkan wawasan ke dalam dunia pasar dan bagaimana cara berbisnis di dalamnya.

Kami mempunyai kantor-kantor di lebih dari 60 negara (melakukan penelitian di lebih dari 130) dan sekarang memiliki lebih dari 30 laporan tersebut, tercantum di bawah ini, dengan lebih banyak kemajuan.

Jika Anda ingin sebuah salinan dari setiap laporan tersebut, cukup klik pada pasar bunga, isi data Anda dan kami akan menghubungi dengan laporan Anda.

Berikut ini adalah beberapa kutipan dari Cina dan Brasil untuk merangsang nafsu makan Anda:

Membawa Brasil untuk Hidup: Free-pengeluaran hedonis masih dipengaruhi oleh nilai-nilai Katolik tradisional, Brasil kecanduan opera sabun, sepak bola, dan gaya hidup tropis yang distrinctly Latin. Menerapkan Amerika Utara atau Eropa model pemasaran pihak flamboyan ini pecinta tidak akan membuat Anda jauh ...

Membawa Cina hidup: Cina adalah seperti seorang remaja yang berkembang pesat - campuran keyakinan dan ketidakpastian, mempertanyakan nilai-nilai tua-tua belum mencari identitas sendiri. Tidak heran Cina membingungkan dapat menjadi tempat untuk melakukan bisnis.

Sumber : Riset Synovate

18 Apr 2010

Klik di Sini, Software Gratis Menulis "Research Paper"!

Anda sedang bersibuk ria menulis research paper? Ada software yang dapat membantu Anda menata semua itu. Bagi yang belum tahu tentu beruntung, karena software ini bisa diunduh gratis.
Mendeley Research Network, namanya, yaitu sebuah software pendidikan yang bisa menempatkan dan mengolah semua dokumen riset Anda yang sudah diformat berbentuk PDF ke dalam daftar pustaka digital pribadi Anda.
Software ini akan menghimpun semua file format PDF Anda untuk membuat Anda tidak perlu bersusah payah mencari, mengolah, serta mengutipnya saat diperlukan. Selain itu, software ini juga bisa digunakan untuk melakukan kolaborasi dengan sejumlah peneliti dan berbagi informasi, sumber dan pengalaman-pengalaman yang berupa format koleksi publik.
Tim riset Anda pun akan memiliki kemudahan untuk saling mengakses dengan para peneliti lainnya. Caranya, cukup dengan membuat sebuah grup, mengundang kolega dan menempatkan dokumen Anda di sana.
Dengan begitu, kiranya Anda bisa tetap mengatur semua topik yang dibaca dan diperhatikan oleh para peneliti dalam grup Anda, serta segala hal yang menjadi bidang dan ketertarikan dalam penelitian Anda.

17 Apr 2010

Profil

Sejarah

Zona Mitra Riset Indonesia ( ZMRI ) , Awalnya ini merupakan komunitas para Interviewer dari berbagai Kantor Riset yang ada di Indonesia yang saling tukar informasi online di internet dalam menyoroti peran interviewer sebagai Mitra Kerja di Kantor Riset untuk masa kedepannya, dimana dalam perjalanannya terisi pula dari unsur Quality Control, Entry Data , dan lainnya yang sifatnya juga sebagai Mitra Kerja dari Kantor Riset .


Dari hasil diskusi-diskusi tersebut tercetus gagasan untuk membentuk Zona Mitra Riset Indonesia yang indenpenden dan bertanggung jawab sebagai wadah Interviewer, Entry Data, Quality Control dan lainnya ( Riset Kerja Borongan) sebagai upaya untuk men-sinergi-kan potensi interviewer dan kalangan riset lain tanpa ada batasan Kantor/ Lembaga Riset apapun dengan Klien atau lembaga riset manapun yang membutuhkan Interviewer atau Elemen Riset lainnya di lokasi yang di inginkan di seluruh Indonesia dalam jaringan kami . Rencana pendeklarasian ZMRI ini pada hari Sabtu, tanggal 17 April 2010, di Cafe Surabaya - Indonesia, dideklarasikanlah Zona Mitra Riset Indonesia ( ZMRI) sebagai tonggak baru kami sebagai Mitra Kerja di Lembaga/Kantor Riset Indonesia. Serta sebagai wadah untuk berpikir dan berkarya dalam rangka membangun Indonesia baru yang maju dan mandiri

Visi

Menjadi wadah efektif bagi pelaku Riset di Kantor Riset dalam membangun sinergi dengan klien atau Kantor Riset yang membutuhkan Interviewer, Quality Data, Entry Data dan Element lainnya di seluruh Indonesia .<

Misi

  • Membangun dan meningkatkan komunikasi efektif antar Pelaku Riset Indonesia guna mencari solusi terhadap problematika Mitra Riset secara nasional di Indonesia.
  • Menjalin kemitraan strategis dengan Klien dan Kantor Riset baik nasional maupun internasional dalam pemberdayaan pelaku riset di wilayah survey yang di tentukan bersama .
  • Menggalang kemandirian pelaku riset dalam menghadapi dunia global kedepannya.
  • Melaksanakan kaderisasi Interviewer yang mumpuni dan bertanggung jawab guna menjaga kesinambungan SDM Riset.
  • Melaksanakan kegiatan Organisasi, pelatihan, pendampingan dan pelayanan masyarakat di bidang riset.